Senin, 06 Agustus 2012

berkah ramadhan

Di tengah malam buta selalu ada saja kisah-kisah yang akan pecah berantakan di pucuk sepi, Saat itu malam menerbangkan embun, lalu angin menghela memedihkan mata.
Seiring berjalannya waktu,  apa yang terjadi dengan Fendi yang terserang stroke 6 bulan yang lalu, ia  tak pernah mau mengerti, sifatnya berubah menjadi sensitif dan pemarah dan lebih parahnya stroke itu menyerang otaknya, hingga kadang kelakuannya seperti anak-anak alias linglung, kemauannya harus selalu dituruti.  Dina istri Fendi  kadang gemas dan tidak sabar menghadapi suaminya. Dina tak tau harus berbuat apa-apa, karena Fendi tak dapat di tinggal di rumah sendiri
Setiap tengah malam, dinihari tepatnya pukul 2:00, Fendi  gelisah, ia selalu terjaga dari tidurnya dan ada saja ulahnya bagai orang tak waras  yang  membuat seisi serumah ikut terbangun.
“Prang prang prang….” terdengat suara kaca pecah.”  Dina dan anak-anak serta ibunya terbangun. Terlihat beberapa piring pecah berantakan…,
“Aduh pak, lagi ngapain sih malam-malam begini, itu kenapa bisa pecah”  ?
tanya dina dengan geram
Sambil terisak Fendi menjawab, “bapak lapar, bu”. Fendi sangat takut pada istrinya yang kadang  membentaknya, hingga ia dengan ketidak berdayaannya melakukan sendiri apa yang ia inginkan , yang akhirnya terjadi malapetaka dan keributan.
“Tadi kan sudah makan, ingat bapak  ini stroke , makan dijaga, tiap malam  ga tidur menyusahkan orang saja” Dina terus saja ngedumel.
“Sudah kalau tidak ikhlas merawatku ,  biar bapak pergi saja, hu hu hu”  Fendi menjawab dengan keras sambil terisak bagai anak kecil minta perhatian.
Setiap malam tiada hari tanpa ribut bahkan siang hari sampai  kedengaran oleh tetangga, karena Fendi selalu tidak mau menurut apa kata istrinya hingga membuat  istrinya geram, tidak  jarang tangan Fendi kena cubit oleh Dina.  Dan Fendi membalasnya  sambil berteriak -teriak.
Pengobatan terapi Fendi yang sering dilakukan 1 minggu 2 kali terhenti.  uang tabungannya  sudah mulai menipis, dan anak-anaknya membutuhkan biaya sekolah, juga  kebutuhan sehari-hari.
Keadaan keluarga Fendi sangat memperihatinkan,  semenjak terserang stroke, ia diberhentikan bekerja, sementara Dina hanyalah ibu rumah tangga biasa.
Selama sakit,  Fendi  tidak penah merasa kenyang  selalu minta makanan, kue buah dan lain-lain, jika tidak  di turuti ia mengamuk. Dina selalu memperingatkan namun Fendi malah marah.
Ketika memasuki bulan suci Ramadan,  mereka sudah kehabisan uang, lalu Dina menjual semua barang-barang di rumahnya, seperti kursi, TV , termasuk sekuter lama mereka.
Uang yang Dina peroleh dari hasil jual barang-barang dan sekuter, dibuat modal untuk jualan panganan berbuka puasa.
Hari pertama puasa, Dina berjualan kolak, lauk pauk, dan sayur-sayuran matang,  dagangan Dina laris habis. hanya tersisa sedikit untuk keluarga.
“Bagaimana bu, jualannya?” tanya Fendi dengan nada lembut pada Dina.
“Alhamdulillah pak laris, ludes, tapi ibu sudah pisahin untuk kita pak”  jawab Dina sedikit heran dan hatinya berkata. tumben bapak gak seperti biasanya.
“Syukurlah, bu, berkah ya”  kata Fendi lagi.
Hari kedua dan seterusnya, dagangan Dina laris, dan Fendi selalu menyempatkan diri pergi ke mesjid sholat  tarawih dan  subuh  ditemani oleh putranya.
Selama bulan puasa tidak pernah lagi terdengar keributan, dan Fendi sudah bisa mengendalikan emosi, begitu juga dengan Dina, walau ia sibuk berjualan ia tetap melakukan kewajibannya sebagai ibu dan istri.
“10 hari sudah puasa,  bapak tidak kelihatan lapar seperti biasa, malah kelihatan segar dan bapak lebih takwa” kata  Dina pada Fendi.
“Alhamdullilah bu, mungkin ini adalah hikmah dan berkah  bulan puasa.., bapak sendiri juga tidak tau”, di bulan puasa ini perasaan bapak lebih tenang. jawab Fendi.
“Benar sekali  pak, ibu juga rasakan seperti ini, rezeki kita juga mengalir begitu saja, gak  habis-habis pak,  modal kita masih ada, buat ongkos anak-anak sekolah bisa. sedikit untung bisa dinikmati”
Bu,  banyak sekali hikmah atau pun manfaat yang bisa kita dapatkan dari berpuasa di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini, baik untuk jasmani (kesehatan) maupun rohani kita. Puasa adalah menahan diri dari segala sesuatu yang bisa membatalkan puasa seperti makan, minum, berhubungan badan dan perbuatan lainnya.
Hikmahnya,  meningkatkan ketaqwaan, meningkatkan rasa syukur atas segala nikmat Allah, nah marilah kita mensyukuri nikmat Allah.  Seperti apa yang tertulis pada  hadist  HR. Muslim ;  Rasululllah bersabda bahwa “Allah sungguh ridha pada hamba yang memakan makanan lalu memuji-Nya atas makan itu atau meminum minuman lalu memuji-Nya atas minuman itu”
Dan juga orang yang berpuasa itu  biasanya hatinya  diliputi fikir dengan zikir. Karena bila menuruti hawa nafsunya maka akan membuatnya lalai bahkan mengeraskan hati. Karena itu Rasulullah SAW mengarahkan untuk meringankan makan dan minum.   Seperti diriwayatkan dalam Hadis Riwayat Majjah, Rasullulah ber sabda bahwa  “Tidak ada wadah yang diisi penuh oleh anak Adam yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah bagi anak Adam itu suapan yang dapat menegakkan punggungnya, jika dia tidak mampu, maka 1/3 untuk makanannya, 1/3 untuk minumnya dan 1/3 untuk nafasnya”
Dari mana bapak tau semuanya itu pak? tanya Dina terkagum-kagum pada suaminya.
Lho gimana sih ibu  ini,  tiap hari, tiap subuh bapa’ kan ke mesjid ada ceramah. Bapak juga  baca  dari buku hadist bu, yang bapak beli di bazar ramadhan  kemaren . coba saja ibu baca.
“Baiklah pak, bentar lagi buka puasa ibu mau beres-beres.’” Sahut  Dina sambil  berlalu, warung dagangannya di tutup  sambil menunggu bedug magrib,  dan Fendi lalu mengakhiri pembicaraan, dan ia  berkata
“Demikian hikmah dan manfaat puasa  apalagi di bulan puasa Ramadhan ini  terdapat 1 malam dimana lebih baik dari seribu bulan yaitu malam Lailatul Qodar. Malam yang sangat dinantikan umat muslim karena apabila kita melakukan ibadah atau amal kebaikan di malam tersebut maka pahalanya lebih baik daripada kita melakukan ibadah atau amal tersebut selama seribu bulan.  itu kata pak uztad pada kuliah subuhnya  bu”
“Alhamdullillah sudah azan magrib, pak,  ayo anak-anak,  mari kita berdo’a dulu”  seru Dina dan do’a buka puasa dipimpin oleh Fendi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar